Misi yang Ditularkan dari Rasulallah

"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka'bah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumahku untuk orang-orang yang thawaf, orang yang i'tikaf, orang yang ruku' dan orang yang sujud".

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman dan berikanlah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafir akan aku beri juga kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".

Allah memanggil umat Nabi SAAW dengan “orang beriman ; alladzina amanu”, bukan “manusia, ayuhannas”. Iman satu akar kata dengan al-amnu, aman, dan al-amin terpercaya. Sejatinya umat Islam harus menyebarkan rasa aman itu. Keamanan itu bukan saja soal keamanan di Mekah, sebagai pusat atau altar umat Islam, akan tetapi juga disemua tanah air yang ditempati oleh umat Islam, karena mereka harus mencitrakan rasa aman itu. Seperti Walisongo, ketika berhadapan dengan Sriwijaya, Majapahit, dan kerajaan lainnya.

Maksud ayat itu bukan saja Allah mengabulkan doa Nabi Ibrahim, Mekah menjadi tempat yang aman, masyarakat di kedua kota itu sejahtera, buah-buahan melimpah, bukan hanya itu maksudnya. Melainkan semua bangsa yang mengikuti prinsip-prinsip yang ditanamkan oleh Nabi ibrahim dalam membangun kota Mekah, maka bangsa mana pun akan mendapatkan keamanan yang disebut dalam ayat itu.

Lalu bagaimana dengan peristiwa yang terjadi di Mekah, seperti saat Hajaj bin Yusuf al-Tsaqafi menyerbu dan melumpuhkan pasukan Ibn Zubair di Mekah, kemudian pendudukan Haramain oleh Wahabi dari tangan Syarif Husain penguasa Haramain pada masa itu? Sebab dalam redaksi ayat itu menggunakan ja’ala yang menunjukan adanya peran manusia dalam mewujudkan keamanan itu.

Kata al-amnu, aman memiliki makna yang luas. Dalam ayat itu dikaitkan dengan Mekah atau baitullaah, karena baitullah adalah kiblat muslimin. Sehingga kalau pemaknaannya global, maka menjadi "barangsiapa berkiblat pada Ka'bah, pada Rasul SAAW, dan al-Quran maka akan aman.

Aplikasi aman sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAAW. Semisal pada usia Beliau yang ke-25 ketika mendapat tugas memindahkan hajar aswad. Rasul SAAW saat usia 25 sudah mendapat gelar al-amin, terpercaya. Al-Amin karena Rasul saw amanah dan membuat orang sekitarnya merasa aman.

Bayangkan jika dalam peletakan hajar aswad tidak ditengahi oleh Rasul SAAW, maka bisa terjadi perang di Mekah. Karena itu, sebagai umat Rasul saw kita harus meneruskan misi al-amin, menjadi orang yang menyebarkan rasa aman untuk semua manusia, baik muslim maupun non muslim, dengan cara menjadi muslim yang memberikan rasa aman bagi makhluk lain.

Doa Nabi Ibrahim AS. Secara khusus untuk baitullah, tapi secara umum untuk semua negara muslim. Contoh Wali Songo yang mampu membawa misi al-amin dan menerapkan baladan ‪amina. Sehingga tidak terjadi konfrontasi dengan raja-raja yang berkuasa seperti yang dijelaskan di atas.

Andai Walisongo tidak membawa misi al-amin, tidak menjadi manusia yang menerapkan ‪al-amin, bisa jadi Islam tidak akan diterima dan kita tidak menjadi muslim. Kalau misi al-amin bisa terapkan, maka keamanan akan tercapai. Kalau al-amnu terwujud maka ayat “barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan solusi dari arah tak terduga, dan rizki dari arah yang tak disangka-sangka" juga akan terwujud. Walhasil, baladan al-amin dalam surat al-Baqarah 125-126 bukanlah monopoli Mekah belaka. Tapi Indonesia juga bisa jika kita membawa misi al-amin. Demikian disampaikan oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya pada Jumat malam, 19 Juni 2015. [Tsi & Syukron Makmun S.pdi]

Sumber: Habiblutfi.net

Doa Nabi Ibrahim AS. Secara khusus untuk baitullah, tapi secara umum untuk semua negara muslim. Contoh Wali Songo yang mampu membawa misi al-amin dan menerapkan baladan ‪amina. Sehingga tidak terjadi konfrontasi dengan raja-raja yang berkuasa.