Benarkah Kita Lebih Mulia Dari Ikan?

Suatu pagi, saya menguras bak kamar mandi. Di dalam bak ada tiga ikan mas yang harus saya pindahkan dulu ke ember berisi air. Akan tetapi, ketika saya mau menangkap mereka, mereka selalu menghindar dan tak mau ditangkap, sampai akhirnya saat air bak sudah hampir habis dan mereka tak mampu berenang, mereka baru bisa ditangkap dan dipindahkan ke ember.

Kejadian ikan-ikan yang tak mau ditangkap dan dipindahkan ke ember padahal itu untuk menyelamatkan mereka itu membuatku berfikir dan merenung. Karena seringkali kita diarahkan dan diatur oleh Allah Ta'ala untuk kebaikan dan keselamatan kita, tapi kita malah lari menjauh dengan berbagai macam alasan yang kita buat sendiri.

Shalat, puasa, zakat, haji, shadaqah, infaq, mengaji, dan lain-lain terasa enggan dan berat untuk kita laksanakan, bahkan tak jarang sebisa mungkin kita mencari alasan untuk tidak melaksanakannya. Kita belum tahu atau belum menyadari manfaat dan kebaikannya bagi kita tapi kita tak jarang sudah menghakimi. Seperti kita disuruh zakat dan shadaqah, kita membanting tulang mencari harta tapi kok malah disuruh dikeluarkan untuk zakat dan shadaqah. Seperti juga puasa dengan berlapar-lapar dan berhaus-haus ria. Sungguh menyiksa diri. Itu bagi kita yang belum tahu manfaat dan kebaikan perintah Allah ta'ala. Jangan-jangan kita seperti ikan-ikan di bak mandi? Atau malah lebih rendah dari ikan?

Ah.... Sebenarnya tak perlu jauh-jauh dan tinggi-tinggi saya ini ngomongin dan mbandingin saya dengan perintah-perintah Allah. Mungkin dengan perintah Guru Mursyid sendiri aja.

Tak jarang kita (atau lebih tepatnya saya) merasa tidak sreg dengan apa yang menjadi perintah Guru Mursyid. Semacam ada berontak dalam hati, tapi tak berani membantah (atau mungkin pernah berani membantah cuma saya lupa atau tak sadar ya?). Kita tak tahu apa maksud di balik perintah Beliau. Kita tak tahu apa hikmah di balik perintah Beliau. Tapi sekali lagi, nafsu dan suu-uzh zhann pada Beliau seringkali menuntun kita untuk tidak taat pada Beliau. Padahal, seperti halnya saya pada ikan-ikan di bak mandi, Beliau memerintahkan sesuatu pada Murid pun dengan tujuan kebaikan Murid.

Lalu, apakah kita sama dengan ikan-ikan di bak mandi? Atau lebih rendah?

Wallahu a'lam

Sumber: Oon

Shalat, puasa, zakat, haji, shadaqah, infaq, mengaji, dan lain-lain terasa enggan dan berat untuk kita laksanakan, bahkan tak jarang sebisa mungkin kita mencari alasan untuk tidak melaksanakannya. Kita belum tahu atau belum menyadari manfaat dan kebaikannya bagi kita tapi kita tak jarang sudah menghakimi.