Dasar - dasar taubat selain dengan penyesalan yang dalam terhadap dosa yang telah dilakukan, juga dapat disempurnakan dengan memperbanyak perbuatan baik . Harapannya tentu dengan kebaikan-kebaikan yang dilakukan tersebut dapat menutup dosa kesalahannya . “ Sesungguhnya kebaikan – kebaikan dapat mengenyahkan keburukan – keburukan".
Tetapi yang terpenting tentu adalah bertaubat kepada Allah Ta’ala . Dengan taubat, otomatis segala dosa – dosa menjadi terhapus. “ Seseorang yang bertaubat itu laksana seseorang yang tidak mempunyai dosa di dalam dirinya“. Dan maqam kedudukan seorang yang bertaubat sangat tinggi dihadapan Allah Ta’ala . Sampai-sampai Allah Ta’ala begitu mencintai mereka. “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertubat dan mencintai orang – orang yang mensucikan diri".
Hingga saat di saat Hari perhitungan amal , para pendosa yang telah bertaubat itu telah beralih keadaan yang begitu bertolak belakang saat mereka hidup di dunia . Dengan kemaksiatan – kemaksiatan yang banyak mereka lakukan, mereka di dunia tergolong sebagai orang – orang yang di benci dan di murkai Allah. Namun saat di hari Kiamat itu , dengan taubat yang telah mereka lakukan, mereka bertranformasi menjadi orang – orang yang dirahmati dan di cintai oleh Allah Ta’ala, dan cinta Allah itulah yang membuat segala kesalahan mereka diganti Allah menjadi kebaikan– kebaikan
“ Merekalah orang-orang yang diubah segala kejelekannya menjadi kebaikan –kebaikan”. Mereka menjadi heran dengan catatan –catatan amal mereka sendiri . Mereka bertanya : “Wahai malaikat . Apa gerangan yang membuat buku catatanku ini dipenuhi dengan kebaikan-kebaikan ?" Malaikat menjawab : “Itu adalah sekian banyak dosa-dosa yang kalian lakukan sebelumnya. Namun kalian telah bertaubat darinya , maka Allah mengganti setiap kesalahan yang kalian lakukan itu menjadi kebaikan-kebaikan".
Mereka mengeluh : “ Jika saja kami mengetahui seperti ini , di alam dunia kami akan lebih banyak melakukan dosa – dosa . Sehingga begitu kami bertaubat maka akan semakin banyak kebaikan-kebaikan yang akan kami dapatkan . “
Hal – hal seperti itu adalah telah memasuki ranah hakikat . Bagi kita orang-orang yang lemah ini semestinya mengikuti apa yang dikatakan oleh al Habib Abdullah bin Alawi al Haddad : “ Barang siapa yang berangan – angan akan bertaubat dari sebuah kesalahan yang belum dilakukannya , maka keinginannya itu akan menariknya untuk melakukan kesalahan ( dosa ) tersebut".
Sama seperti orang yang mengkotori bajunya dengan tujuan ingin mencucinya . Semestinya yang tepat dia lakukan adalah : BAGAIMANA DIA MENJAGA AGAR BAJUNYA TIDAK DIA KOTORI SENDIRI”, artinya , jangan sampai tertipu oleh “ tipuan “ kemuliaan Taubat serta Istighfar, Kata Ba’dhus Shalihin . Wallohu a’alam bissowab.
Posting Komentar