Imam Ghazali

Ilustrasi Foto Imam Ghazali
Imam Ghazali atau Hamid Muhammad Al-Ghazali dilahirkan di kota Tunis salah satu kota di Khurasan (450 H./1111 M.). orang tuanya seorang pedagang yang bertaqwa, memiliki toko yang menjual hasil tenunan sendiri di kota Khurasan. Orang tuanya sering menghadiri majelis Fuqaha’, majelis Wu’azh (Nasihat) untuk mengikuti pengajian, dan selesai pengajian selalu berdo’a agar diberi anak yang ahli Fiqih dan ahli nasihat.

Kesungguhan orang tua Imam Ghazali berbuah mais yaitu diberi rizki oleh Allah Swt.. Dua orang anak laki-laki; 1) bernama Ahmad (Abu Futuh Ahmad bin Muhammad bin Muhammad AL-Thusi Al-Ghazali, yang dijuluki sebagai Mujtahid Madzhab Syafi,I, beliau terkenal sebagai penasihat yang tampan wajahnya, pemilik beberapa karamah dan ahli memberikan Isyarat, beliau menggantikan saudaranya (Imam Ghazali) mengajar ketika Imam Ghazali meninggalkan di Nidhamiyah karena melaksanakan zuhud. Beliau meninggal tahun 520 H. di Baqzawin.

Imam Ghazali memulai belajar dikala masih kecil. Mempelajari Fiqih dan Al-Qur’an dari Syaikh Ahmad bin Muhammad Al-Radzakani di kota Thusi, kemudian berangkat ke Jurjan untuk mengambil ilmu dari Imam Abu Nashr Al-Isma’ili dan menulis buku At-Ta’liqat. Kemudian pulang ke Thusi,

Beliau mendatangi kota Naisabur dan berguru kepada Imam Haramain Al-JUwaini dengan penuh kesungguhan. Sehingga berhasilmenguasai dengan sangat baik Fiqih Madzhab Syafi’i dan Fiqih Khilaf, Ilmu Perdebatan, Ushul, Manthiq, Hikmah dan Filsafat. Beliau pun memahami perkataan para ahli ilmu tersebut dan mendebat orang yang berbeda pendapat dengannya. Membuat tulisan yang membuat kagum guru beliau, yaitu Al-Juwaini. 

Setelah Imam Haramain Meninggal, berangkatlah Imam Ghazali ke Perkemahan Wazir Nidzamul Malik. Karena majelisnya tempat berkumpul para ahli ‘Ilmu, sehingga beliau menantang debat kepada para ‘Ulama dan mengalahkan mereka. Kemudian Nidzamul Malik mengangkatnya sebagai pengajar di Madrasahlnya di Baghdad dan memerintahkannya untuk pindah kesana. Maka pada usia tiga puluh tahun, disinilah beliau berkembang dan menjadi terkenal dan mencapai kedudukan yang sangat tinggi, pengajian Imam Ghazali dihadiri 300 ‘Ulama, 100 pimpinan pemerintah Baghdad, penduduk kota Baghdad heran dan mengagungkan Imam Ghazali, sehingga Imam Ghazali menjadi ‘Ulama dalam berbagai bidang keilmuan yang sangat berpengaruh di kota Khurasan, dan dia menjadi tokoh ‘Ulama terkemuka di zamannya baik dalam bidang keilmuan ataupun pemikiran.

Setelah kemasyhuran diperoleh, maka datanglah ujian dan cobaan dari Alah Swt. berupa keragu-raguan yang mendalam. Beliau meragukan kebenaran yang ditangkap oleh panca indera dan akalnya, beliau mencoba mengobati dengan potensi keilmuan dan akalnya, tapi tidak sembuh bahkan menjadi semakin kuat keraguannya, dalam hatinya terserang oleh badai dalih yang tidak treselamatkan, kecuali dengan pertolongan Al-Ilahiyyah, penyakit ini berlangsung dua bulan, sampai Allah Swt. memberi memberi kesembuhan dengan Nur Ilahi yang dipancarkan ke hatinya, dan Nur Ilahi itu menjadi kunci pokok beberapa pengetahuannya.

Imam Ghazali mengomentari tentang kesembuhannya, “Barang siapa yang menyangka terbuka hatinya hanya dengan sebuah dalil, maka dia mempersempit Rahmat Allah Swt. padahal rahhmat Allah Swt. sangat luas”. Dan akhirnya Imam Ghazali keluar dari gelapnya keraguan menuju ke cahaya keyakinan dan tenggelam dalam cahaya Ilahi selamanya. Kemudian Imam Ghazali pindah ke Negara Syam dan menetap selama dua tahun, dan beliau melakukan ‘Uzlah, Khalwat, Riyadlah, Mujahadah dan membersikan hati dengan memperbanyak dzikir kepada Allah Swt.

Kemudian Beliau bertempat di menara Masjid Damaskus dan menutup pintunya agar beliau bisa menyepi dengan Tuhannya, menutup pintu hatinya untuk melaksanakan dzikir dan bertasbih dengan ruh di alam malakut bersama dengan Allah Swt. kejadian tersebut terjadi selama perjalanan ke Baitul Muqaddas, setiap hari masuk di kubah batu dan menutup pinti kubah agar bias beribadah, munajat, tafakkur, musyahadah dan menghabiskan waktunya untuk Allah Swt. pada kondisi seperti itu Imam Ghazali mengarang kitab Ihya’ ‘Ulum Al-Din.

Imam Nawawi mengomentari Kitab Ihya’ ‘Ulum Al-Din hamper-hampir sama dengan Al-Qur’an. Syaikh Abu Hasan al-Syadzili memerintahkan kepada murid-muridnya untuk membaca kitab Ihya’ ‘Ulum Al-Din, dan beliau berkata,”Kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din bisa memberimu keilmuan”.

Imam Ghazali atau Hamid Muhammad Al-Ghazali dilahirkan di kota Tunis salah satu kota di Khurasan (450 H./1111 M.). orang tuanya seorang pedagang yang bertaqwa, memiliki toko yang menjual hasil tenunan sendiri di kota Khurasan. Orang tuanya sering menghadiri majelis Fuqaha’, majelis Wu’azh (Nasihat) untuk mengikuti pengajian, dan selesai pengajian selalu berdo’a agar diberi anak yang ahli Fiqih dan ahli nasihat.