Seputar Baiat Thariqah Mu'tabarah

Baiat thariqah itu ada dua macam. Pertama baiat secara muthlaq, kedua baiat secara tabrrukan. Baiat secara muthlaq itu berbaiat thariqah secara total sehingga apabila meninggalkan dzikir berdosa dan wajib qodlo. Adapun baiat secara tabarrukan ialah baiat hanya lafal dzikir saja. biar punya amalan dzikir yang dibaca. Sehingga hukum mengamalkannya sunnah, apabila tidak dilakukan pun tidak berdosa (Maulana Habib Luthfi bin Yahya saat pembekalan calon anggota MATAN di Malang).

Berikut ini kami kutipkan keputusan Muktamar I JATMAN di Tegalrejo Magelang pada 18 Rabiul Awal 1377 H/12 Oktober 1957 M:
"Jikalau yng dikehendaki masuk Thariqah itu belajar membersihkan hati dari sifat-sifat yang rendah, dan menghiasi sifat-sifat yang dipuji maka hukumnya fardlu 'ain. Hal ini seperti hadits Rasulullah SAW yang artinya,"Menuntut ilmu diwajibkan bagi orang islam laki-laki dan orang islam perempuan". Akan tetapi, kalau yang dikehendaki masuk thariqah mu'tabarah itu khusus untuk dzikir dan wirid, maka termasuk sunnah Rasulullah SAW. Adapun mengamalkan dzikir dan wirid setelah baiat maka hukumnya wajib, untuk memenuhi janji. Tentang mentalqinkan (mengajarkan) dzikir dan wirid kepada murid hukumnya sunnah. Karena sanad thariqah kepada Rasulullah SAW itu sanad yang shahih. (rujukan Al-ma'arif al-muhammadiyyah hal. 81 dan Al-Adzkiya').

Dalam Muktamar tersebut juga dibahas mengenai hukum berpindah thariqah. Maka jawabannya adalah haram pindah thariqah kepada thariqah yang lain. Namun dapat dikatakan: Boleh pindah, apabila dia dapat menetapi kepada thariqah yang sudah dimasuki dan istiqomah pada tuntunannya. Rujukannya dalam al-fataawaa al-Hadiitsiyyah hal. 50,"Barangsiapa telah menyatakan baiat kepada seorang mursyid, dan mampu melaksanakan isi baiatnya, dan telah mendapatkan pancaran rohani darinya dengan sifat yang pertama dan kedua. maka haram baginya -menurut para ulama- meninggalkan mursyid tersebut dan beralih ke mursyid lain".

Dalam muktamar tersebut juga dibahas mengenai hukum berbaiat lebih dari satu thariqah dan jawabannya adalah,"jikalau yang dikehendaki dalam soal itu merangkap dua thariqah atau lebih banyak, maka boleh dan tidak mengapa, dengan rujukan kitab al-bahjah al-saniyyah hal. 82,"Syaikh Dahlawi menunjuknya sebagai mursyid dan khalifah dengan kekhalifahan yang sempurna dalam lima thariqah, yaitu Naqsyabandiyyah, Qadiriyyah, Sahrawardiyyah, Kubrawiyyah, dan Ghistiyyah.
Tulisan ini merupakan jawaban atas pertanyaan teman mengenai baiat thariqah, pindah thariqah, dan merangkap thariqah. semoga bermanfaat. semoga kita selalu dibimbing para mursyid dalam melangkah. aamiin. Wallaahu A'lam bish showaab

Baiat thariqah itu ada dua macam. Pertama baiat secara muthlaq, kedua baiat secara tabrrukan