Maulana Al-Habib berkata bahwa inti dari peringatan dan pembacaan Maulid Nabi SAW adalah syukur kita terhadap Allah Ta’ala karena Allah telah mengutus Nabi Muhammad SAW dan kita termasuk ke dalam umat beliau SAW.
Maulana Al-Habib melanjutkan bahwa peringatan dan pembacaan maulid Nabi SAW juga merupakan ungkapan rasa terima kasih kita kepada Nabi SAW agar kita mencintai Rasul SAW. Kita iman dan islam karena kita mengenal Nabi Muhammad SAW. Ibarat begini, kalau orang tua kita tidak kenal Nabi SAW, lalu tidak iman dan islam, kemudian orang tua kita menikah dan melahirkan, maka artinya kita lahir sebagai anak haram. Contoh sederhana saja, kita terlahir sebagai anak halal karena orang tua kita kenal Nabi Muhammad SAW. Sehingga, oleh karena bersyukur itu diwajibkan, maka membaca maulid Nabi SAW itu pun menjadi wajib.
Adapun dalil naqli dari maulid Nabi SAW ini sudah jelas terdapat dalam Al-Quran. Di dalam Al-Quran banyak terdapat maulid Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan Nabi-nabi lainnya. Bahkan di Al-Quran Allah Ta’ala Yang Menciptakan seluruh makhluk termasuk menciptakan Nabi Muhammad SAW pun menyaksikan dan menyebutkan sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. Apakah hal tersebut bukan termasuk maulid?
Walhasil, oleh karena pembacaan dan peringatan Maulid Nabi SAW merupakan wujud syukur dan terima kasih kita kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, maka perlu untuk semakin gencar dan semangat dilestarikan. Karena apabila kepada Allah dan Rasul SAW saja tidak mau berterima kasih, apalagi kepada makhluk-Nya yang lain.
Selain itu, pembacaan maulid Nabi SAW juga dilakukan dengan harapan turunnya berkah dan syafaat dari Baginda Nabi SAW sehingga kita, keluarga, dan lingkungan kita terhindar dari berbagai macam bala’ dan fitnah dan tentu saja kita berharap bisa meneladani akhlak Nabi SAW melalui pembacaan maulid Nabi SAW. Wallahu A’lam
Penulis: Oon
Penulis: Oon
Posting Komentar