Ilustrasi #MudaBerthariqah |
Saya hanya tersenyum, lalu saya balik bertanya pada kawanku yang lama mesantren itu, "Apa tolak ukur indikator bahwa syariat kita sudah sempurna, Kang? Lalu, siapa yang bisa menjamin kita bisa hidup sampai umur 40 tahun?".
Kawanku diam beberapa saat. Kemudian dia berkata,"Saya sih belum siap berbaiat thariqah. Masih banyak dosa, masih suka maksiat. Terus, kata Kiaiku, thariqahnya cukup ta'lim wa ta'allum".
Kalau saya pribadi kang, jawabku, karena saya ini banyal dosa, masih suka maksiat tapi saya pengen banget masuk sorga dan ketemu Rasulullah di sorga, maka saya butuh pembersih untuk setidaknya membersihkan dosaku yang sudah terlanjur menempel dan menggunung, dan juga butuh rem agar tidak terus-menerus terbawa arus maksiat. Lha bagiku pembersih dan remnya itu ya melalui thariqah itu. Adapun ta'lim wa ta'allum atau belajar dan mengajar, saya belum bisa menjadikannya thariqah dalam hidupku kang. Lha wong kalau libur ngaji itu saya senang banget kok. Ngaji seminggu sekali juga gak mesti datang".
Tapi bukannya thariqah itu bertujuan agar sampai pada Allah kang? Ta'lim wa ta'allum kan bisa mengantar sampai pada Allah? Tanya kawanku.
Saya jawab,"Bagi saya pribadi itu terlalu tinggi kang. Tujuan thariqah kan menghilangkan sifat lalai atau lupa pada Allah. Itu tujuan utama. Meskipun saya pribadi itu masih terlalu tinggi dan berat. Jadi saya sih berthariqah itu tujuannya agar dosa saya bisa sedikit demi sedikit dibersihkan dan menjadi rem agar tidak larut maksiat, juga biar waktu sakaratul maut saya bisa mengucapkan laa Ilaaha illa Allah. Itu saja tujuan pribadi saya. Kalau wushul atau sampai pada Allah dan menghilangkan lalai atau lupa pada Allah masih terlalu tinggi, apalagi jadi wali".
Saya melanjutkan, "Gini lho kang, dalam sejarah bangsa ini. Kelompok yang paling getol melawan penjajah adalah Ahli Thariqah. Maka setelah penjajah mempelajarinya, mereka menyebarkan paham atau ide bahwa masuk thariqah itu nunggu tua atau minimal umur 40 tahun. Tujuannya biar para pemuda tidak punya pegangan dan kecintaan pada Guru, Ulama, Wali, dan Bangsa ini. Jadi kalau yang berthariqah udah tua-tua, kan gampang ngalahinnya. Sekarang pun gitu kang. Meskipun perangnya bukan lagi perang fisik. Tapi bagaimana caranya agar para pemuda tidak mempunyai pegangan dan kecintaan pada Guru, Ulama, Rasulullah, dan Bangsa ini, sehingga para pemuda mudah diombang-ambing dan dipecah belah. Saya pamit dulu ya. Mau ada perlu. Wassalam".
Pantengin terus http://twitter.com/MatanCirebon #MudaBerthariqah
Sumber: Oon
Posting Komentar