Jakarta - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj menjelaskan, ada sejumlah Habaib di Jakarta yang belum paham sepenuhnya soal Islam Nusantara. Untuk itu mereka diundang ke gedung PBNU sekaligus mengikuti acara Maulid Nabi, Rabu (16/3) malam.
“Ada beberapa yang belum paham. Dipikirkan Islam Nusantara akan membangun mazhab yang anti-Arab, atau menyingkirkannya. Tidak mungkin dong, Nabi kita orang Arab, Qur’an berbahasa Arab. Islam Nusantara adalah Islam yang dibangun di atas masyarakat yang tinggal di kawasan Nusantara,” katanya.
Kiai lulusan Universitas Ummul Qurra Makkah ini menjelaskan, kelebihan Islam Nusantara yang dibangun sejak zaman Walisongo ini adalah kemampuanya menyatu dengan konsep kebangsaan atau wathonyiah.
Dikatakannya, di jazirah Arab, antara nasionalisme dan Islam selalu dipisahkan. Ulama terkemuka di Arab seperti Hasan Al Banna, Sayydi Qutb, Said Hawwa, Hassan Turobi, Yusuf Qardhawi dan lainnya bukan merupakan tokoh nasionalis sementara di sisi lain, pengusung ide nasionalis bukanlah ulama seperti Hafidz Assad, Jamal Nasser, sampai dengan Muammar Qaddafi.
“Kita Alhamdulillah, ada ulama nasionalis, seperti Hasyim Asy’ari, Ahmad Dahlan, Agus Salim. Dan nasionalisme ulama Indonesia ini bukan karena pengaruh bukunya Ernes Renant. Kalau nasionalisme di Arab berakar dari partai Baath, yang ideologinya sosialisme sekuler,” tandasnya.
Sumber: NU Online
Posting Komentar